Monday, May 9, 2016

Pengertian Tentang Soft Computing





Istilah soft computing pertama kali dicetuskan pada tahun 1990 oleh Prof. Lotfi A Zadeh dari Berkeley University. Soft computing adalah suatu pengembangan sistem cerdas. Sistem cerdas yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang dapat memiliki keahlian yang hampir sama seperti manusia pada umumnya.
Metode soft computing ini terinspirasi dari cara pola pikir manusia sehingga mampu beradaptasi dan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya bisa saling melengkapi sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Karena Komputer di masa depan diharapkan bisa memberikan perhitungan-perhitungan yang lebih rumit dari sekedar perhitungan kalkulasi biasa. Nah, maka dari itu Soft Computing muncul sebagai jawaban dari permasalahan yang timbul di kehidupan kita.

Bagian-bagian dari Soft Computing sendiri adalah :
1.      Fuzzy Logic
2.      Neural Networks
3.      Probabilistic Reasoning

1. Fuzzy Logic
Fuzzy Logic merupakan suatu representasi dari pengetahuan yang direkonstruksi dengan if-then rules. Sederhananya, Fuzzy Logic adalah suatu metode untuk mengontrol sesuatu. Misalnya rekonstruksi if-then, "Jika cuaca panas, Maka turunkan suhu AC". Disinilah Fuzzy Logic berperan dalam Teknologi Komputer nantinya.

2. Neural Networks
Kompleksnya pikiran manusia juga merupakan masa depan dari komputer yang menggunakan Soft Computing. Neural Networks adalah tiruan dari jaringan saraf-saraf manusia yang terhubung dan membentuk sistem. Jadi metode ini ditujukan untuk meniru saraf manusia yang kompleks dan dapat menyimpan memori.

3. Probabilistic Reasoning
Probabilistic Reasoning adalah metode Soft Computing juga untuk membuat komputer atau suatu device mengambil keputusan layaknya makhluk hidup. Jadi, dari semua data-data yang sudah dimiliki, metode ini memberikan pola-pola tertentu untuk mengambil keputusan.
Soft computing menjadi satu diantara solusi daripada permasalahan di dunia. Kenapa? Dengan adanya unsur-unsur pokok dalam metode ini diharapkan akan menciptakan suatu sistem yang cerdas, mudah diproses serta membutuhkan biaya yang tidak banyak.
Banyak contoh-contoh riset yang sekarang mulai mengimplementasikan Soft Computing, seperti AC yang hanya hidup ketika AC tersebut merasakan adanya panas dari sensornya, dan TV yang menggunakan "Eye Recognition" dimana TV tersebut akan Shut Down otomatis ketika yang menonton TV sudah memejamkan mata dan tertangkap sensor TV



Di cofy dari : http://prihandanacam.blogspot.co.id/2012/02/soft-computing_15.html



       Menebak Umur dan Gender 
          Lewat  Teknologi

 Bulan April lalu, Microsoft meluncurkan API (Application Programming Interface) untuk pendeteksi wajah. Melalui aplikasi tersebut, mereka ingin mencoba mendeteksi usia, bahkan hingga gender/ jenis kelamin orang. Teknologi pendeteksi wajah ini merupakan bagian dari Microsoft Project Oxford.
Saya kemudian mencoba menggunakan aplikasi ini, untuk menebak umur orang. Apakah nampak muda, atau malah lebih tua? Mulailah saya googling pemeran Tetangga Masa Gitu, sitkom yang ditayangkan di NET TV, kemudian foto mereka saya unggah ke situs how-old.net (sebagai tambahan informasi, mereka tidak menyimpan foto yang kita unggah), hasilnya saya olah dalam tabel seperti berikut:
Dari data di atas, kolom gender lebih tepat terdeteksi. Sedangkan usia, ternyata masih belum tepat. Terutama untuk pemeran perempuan. Beda umurnya lebih jauh dibanding tebakan umur pemain laki-laki.
Saya kemudian mencoba lagi menggunakan foto teman-teman saya. Ada yang usianya hampir mirip, tetapi entah mengapa di foto ini usia saya menjadi 5 tahun lebih tua. Namun, sayangnya ada wajah yang tidak terdeteksi, sehingga tidak muncul prediksi usia maupun gendernya. Ada juga satu teman saya yang terdeteksi sebagai perempuan
Bereksperimen dengan Machine Learning (ML)
Sebetulnya, beberapa developer ‘pengembang’ di Microsoft mengembangkan aplikasi ini hanya dalam waktu sehari saja. Maka, tak heran jika masih ditemukan galat atau kesalahan dalam memprediksi usia maupun gender orang. Namun, sebagaimana machine learning pada umumnya, nantinya mereka dapat terus dikembangkan untuk mendapat hasil yang lebih akurat.
Contoh penggunaan machine learning lainnya bisa kita temui di Facebook. Jika pembaca pernah mengupload foto di jejaring sosial ini, tentu akan muncul tanda kotak pada wajah-wajah dalam foto. Saran untuk menandai wajah berdasar nama teman akan muncul. Hasilnya? Tentu mendekati akurat. Hanya saja, untuk beberapa orang yang fotonya jarang ditemui di Facebook, machine learning milik Facebook akan kesulitan mengenalinya.
Masa depan teknologi face recognition ‘pengenalan wajah’
Tentu, kita tak bisa menghindari pesatnya perkembangan teknologi pengenalan wajah. Paul Shuepp, CEO Animetrics (pengembang teknologi pengenalan wajah), mengatakan bahwa kita tak perlu takut pada penggunaan teknologi ini.
 “Apa yang saya coba untuk perjuangkan adalah bahwa [teknologi] ini akan menjadi sesuatu yang akan menguntungkan hidup kita dibanding sesuatu yang mesti ditakuti. Saya menemukan diri saya mengatakan pada orang [bahwa] bukanlah teknologi itu sendiri yang mesti ditakuti ketika itu menyangkut privasi, stalking, dan pencurian identitas,” kata Paul seperti yang Netnesia kutip dari TechRadar.
Salah satu pemanfaatan teknologi pengenalan wajah adalah untuk menemukan hewan peliharaan yang hilang. Kehilangan hewan kesayangan dapat membuat sedih pemiliknya, seperti yang terjadi pada Philip Rooyakkers. “Ketika saya kehilangan anjing saya, itu membuatku marah karena waktu itu tak ada teknologi yang dapat diaplikasikan untuk [mengatasi] masalah ini,” curhat Philip. Hal itu yang membuatnya membuat pendeteksi wajah, untuk hewan peliharaan.
Pendeteksi wajah untuk hewan peliharaan tentu sangat berguna. Namun pendeteksi wajah untuk wajah manusia tentu dapat menimbulkan pro dan kontra, terutama dalam masalah privasi. Jika suatu saat ada teknologi pendeteksi wajah manusia yang terintegrasi dengan ponsel-ponsel, atau kacamata-kacamata orang, bukankah akan terasa aneh jika kita sedang berjalan tiba-tiba ada orang asing yang menyapa, “Hai, Fauzan!”?




       "Perkembangan Robot di Indonesia 2004: "Peluang dan Tantangan Teknologi Robot di Indonesia" Kata "robot" berasal bahasa Chech (Ceko) yang berarti pekerja. Saat ini, secara sadar atau tidak, robot memang telah hadir di dalam kehidupan manusia dalam bentuk yang bermacam-macam. Terdapat bentuk desain robot yang sederhana untuk mengerjakan kegiatan yang mudah atau berulang-ulang. Ada pula robot yang dirancang untuk "berperilaku" sangat kompleks dan sampai batas tertentu dapat mengontrol dirinya sendiri. Di kalangan umum pengertian robot selalu dikaitkan dengan "makhluk hidup" berbentuk orang maupun binatang yang terbuat dari logam dan bertenaga listrik. Sementara itu dalam arti luas robot berarti alat yang dalam batas-batas tertentu dapat bekerja sendiri (otomatis) sesuai dengan perintah yang sudah diberikan oleh perancangnya. Dengan pengertian ini sangat erat hubungan antara robot dan otomatisasi sehingga dapat dipahami bahwa hampir setiap aktivitas kehidupan modern makin tergantung pada robot dan otomatisasi.
Kontes Robot Indonesia telah diselenggarakan sejak tahun 1990 oleh Depdiknas. Bahkan salah satu wakil Indonesia pada tahun 2001 yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah memenangkan Juara Pertama pada Asia Pasific Broadcasting (ABU) Robocon yang diselenggarakan di Tokyo. Pada tahun 2004 ini Kontes Robot Indonesia akan mengirim pemenangnya untuk mewakili Indonesia di dalam kontes internasional di Seoul - Korea Selatan pada bulan September 2004.
Mencermati pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia untuk dapat menguasai teknologi robot, maka Sejak tahun 80an kebijakan nasional pengembangan ristek telah mendukung litbang permesinan otomatis. Hal ini dapat dilihat dari dikembangkannya laboratorium-laboratorium seperti : MEPPO (Mesin perkakas Teknik Produksi dan Otomasi) yang merupakan kerjasama antara BPPT dengan ITB dan industri strategis, serta LET (Laboratorium Elektronika Terapan) di LIPI. Sejak itu, berbagai permesinan otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi dan dikomersialisasikan di berbagai industri, baik industri strategis maupun yang lainnya.
Dalam pengembangannya terkini telah dapat dikembangkan pula produk robot yang mampu mengontrol seluruh system operasi suatu pabrik.
Sejak tahun 80an pengembangan dan peggunaan permesinan otomatis telah dilakukan terutama melalui kelompok industri strategis, seperti : PT PINDAD (system, peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT, perangkat lunak, komputasi), PT Bharata dan PT BBI (pengecoran presisi untuk membuat bagian-bagian mesin), dll. Selain itu, PT DI dan PT PAL sebagai pengguna permesinan otomatis, telah memiliki knowledge yang tinggi dalam mengoperasikan robot untuk teknik pesawat terbang dan teknik perkapalan.
Dimulai pada tahun 2001, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Depdiknas telah mempromosikan pemenang Kontes Robot Indonesia dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO (Research, Inovation, Technology Expo) di Balai Sidang Jakarta. Pameran tersebut berhasil menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya.
Dalam rangka Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas Indonesia menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) Perkembangan Robot di Indonesia 2004 dengan thema "Peluang dan Tantangan Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka ini diadakan dengan maksud untuk mempertemukan para pihak yang berkepentingan akan pengembangan teknologi robot, a.l. : peminat bidang robot, peserta kontes, dosen, praktisi dari industri dan pemerintah yang berwenang dalam pembuatan kebijakan publik yang berkenaan dengan aplikasi robot. Tujuan dari semiloka ini adalah agar para stakeholder tersebut dapat bertukar informasi terbaru dan aware terhadap isue teknologi robot yang berkembang saat ini. Sasaran yang ingin di capai dengan semiloka ini adalah terdifusinya teknologi robot ke kalangan masyarakat yang lebih luas.
Pihak mahasiswa diharapkan dapat memperoleh informasi tentang kebijakan pemerintah dan kebutuhan industri dalam hal penggunaan robot. Di samping itu, peserta Kontes Robot Indonesia juga dapat memperoleh informasi dari pihak penyelenggara tentang ketentuan Kontes. Pihak industri diharapkan dapat memperoleh informasi tentang kemampuan perguruan tinggi dalam mengembangkan teknologi robot.

Semiloka diadakan pada hari Kamis, 8 Juli 2004, jam 08.00-13.00 WIB di Ruang Chevron-Texaco, pada Kantor Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Topik Bahasan dalam semiloka ini meliputi:

     1.Sebagai makalah kunci : Peran Riset dan Teknologi di Bidang Perekayasaan                   Robot dalam Pembangunan Nasional (oleh Dr. Wendy Aritenang, MSc, Deputi             Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Kementerian Ristek);
    2.Pemanfaatan Robot dalam Dunia Industri di Indonesia (oleh Dr. lr. Taufiq Rochim        Kepala BBLM, IDKM, Deperindag, Bandung)
   3.Pemanfaatan Robot dalam Dunia Industri Dilihat dari Kebutuhan Kompetisi Global       dan Dukungan Kebijakan Pemerintah yang Diperlukan. (oleh Dr. Ir. Hesti                      Purwanto, MSc. Staf Ahli Direktur Pengembangan Usaha PT. PAL)
   4.Pengalaman Sebagai Pemenang Lomba yang Meliputi Dampak Terhadap Karier           Mahasiwa, Reputasi Jurusan (bidang studi), dan Aplikasi Teknologi Robot yang           telah dikuasai. (oleh DR. Dadet Pramadihamto, M.Eng, Pemenang Kontes Robot           Internasional 2002 di Jepang (Tim ITS Surabaya)
  5.Ketentuan Kontes Robot Indonesia, Faktor Penyebab Kegagalan dan Kiat-Kiat               Menuju Kemenangan (Dr. Mulyo Widodo, Ketua Tim Juri Robot Nasional 2004).